Sabtu, 19 Januari 2008

Renungan 1429 H

Tuhan dalam termangu aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh mengingatkanku penuh seluruh
Tuhanku aku lemah dan tak berdaya
Ampunkanlah segala dosa dan khilafku
* * *
Begitu sakral kurasakan pergantian tahun baru ini
Menantang pribadiku untuk terus memperbaiki kehidupan keseharianku
Ya Allah begitu kotor diri hamba dihadapanmu, begitu kecil hamba dihadapanmu
Kumohon bersihkanlah segala dosa ini, karena sungguh hamba takut jauh dariMu

* * *
Semoga ditahun baru ini hamba dapat menjadi sosok yang lebih baik lagi
Untuk Salwa, Mamah sayaaang banget sama kamu_semoga mamah bisa menjadi yang terbaik buat kamu Sayang
Untuk Ayah, maafin ade Yah atas segala sikap ade selama ini. Kamu begitu baik bagi ade_Entah harus seperti apa mengungkapkan rasa syukur ade ini
Ya Allah terima kasih engkau telah anugerahkan semua kebahagiaan ini semoga keberkahan senantiasa mengiringi perjalanan kami, amin ya robbal 'alamin.

Tugas Akhir Perkuliahan Evaluasi Program Penididikan

Menyikapi Tahun Baru Hijriyah
Oleh: Nani Maesaroh_103018227332
Didalam tahun baru hijriah ini selayaknya, kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat. Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. Dan meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.
Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijriah, tepatnya kita akan memasuki bulan muharram. Yang berarti kita akan meninggalkan tahun lalu, dan memasuki tahun baru hijriah, yakni tahun baru 1429 hijriah. Adalah tahun baru hijriah, yang mana penyambutan tahun baru ini tidak selayaknya seperti orang-orang non muslim merayakan tahun baru miladiyahnya.
Didalam tahun baru hijriah ini selayaknya, kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat. Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. Dan meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.
Didalam tahun baru ini, kita senantiasa berusaha untu menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintahnya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya. Dan bukanlah Allah SWT telah berfirman bahwa manusia adalah hambanya yang memiliki tugas untuk beribadah. Kalaulah ditahun-tahun lalu kita masih sering melakukan berbagai kekurangan, maka marilah kita kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat memperbaiki diri menuju kesempurnaan, baik itu dalam beribadah, bekerja, bermasyarakat, dan berkreasi.
Dan jika dimasa-masa lalu masih banyak berbagai kemaksiatan yang kita lakukan, maka marilah kita ganti kemaksiatan itu dengan semangat memprbanyak amalan-amalan saleh. Kapan lagi kita memperbaiki diri, kalau bukan dimulai dari sekarang? Dan pantaskah kita menundanya? Padahal kita tidak tahu kapan kehidpan didunia ini berakhir?. Dan juga ingatlah!.......bahwa Allah SWT tidak menjadikan kehidupan didunia ini abadi, firmannya dalam Al-Qur’an, surat Al-Anbiya 34-35 : Artinya : Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu Muhammad, maka jika kalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap bernyawa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu sekalian dikembalikan. Ayat diatas sungguh sangat jelas menerangkan, bahwa kehidupan didunia ini tidak kekal, dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.
Jika demikian untuk apalagi kita berlama-lama dalam kubangan kemaksiatan, dan untuk apalagi kita menunggu hari esok untuk berbuat amalan soleh. Dan bukankah kita sudah tahu bahwa ajal manusia adalah rahasia Allah SWT semata. Firmannya dalam Al-Qur’an menyatakan: Artinya : Tiap-tiap umat memiliki batasan waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan mengundurkannya barang sesaatpun, dan tidak dapat pula memajukannya. Dengan ayat ini kita dapat memahami bahwa umur kita akan terus berjalan seiring jarum jam berputar, dan kesempatan tidak akan pernah mengiringi putaran jarum jam, dan yang pasti kesempatan itu tidak akan pernah ada untuk kedua kalinya. Ini berarti umur kita bukannya semakin bertambah, tetapi sebaliknya dari tahun ketahun umur kita semakin berkurang.
Oleh sebab itu marilah kita isi hidup kta ini dengan memperbanyak amalan soleh, belajar dengan giat, bekerja dengan ikhlas, dan beribadah dengan hanya mengharap ridho Allah SWT semata. Sekarang kita masih hidup, tetapi siapa tahu beso pagi kita akan mati. Sekarang kita masih dapat menikmati tahun baru hijriah, tetapi siapa tahu tahun depan kita akan mati.
Ada satu riwayat yang menceritakan tentang anak Umar bin khotob, kembali pulang dari sekolahnya sambil menghitung tambalan-tambalan yang melekat dibajunya yang sudah usang dan jelek. Dengan rasa kasihan umar sang Amirul mu’minin sebagai ayahnya mengirim sepucuk surat kepada bendaharawan negara, yang isinya minta agar beliau diberi pinjaman uang sebanyak 4 dirham, dengan jaminan gajinya bulan depan supaya dipotong. Kemudian bendaharawan itu mengirim surat balasan kepada umar, yang isinya demikian : wahai umar adakah engkau telah dapat memastikan bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan?, Bagaimana kalau engkau mati sebelum melunasi hutangmu? Membaca surat bendaharawan itu, maka seketika itu juga umar tersungkur menangis, lalu beliau menasehati anakanya dan berkata : Wahai anakku, berangkatlah kesekolah dengan baju usangmu itu sebagaimana biasanya, karena akau tidak dapat memperhatikan umurku walaupun untuk satu jam. Sungguh, batasan umur manusia tidak ada yang mengetahuinya, kecuali hanya Allah SWT semata.
Oleh karena keterbatasan tersebut, dan karna rahasia Allah SWT semata, maka marilah kita pergunakan kesempatan hidup ini dengan meningkatkan taqwa kita kepadanya dan menambah semangat beramal ibadah yang lebih besar lagi. Kembali kepada masalah introspeksi diri dalam menyambut tahun baru hijriah, adalah sangat-sangat perlu bagi kita untuk berkaca diri, menilai dan menimbang amalan-amalan yang telah kita perbuat, penilaian dan penimbanagan ini bukan hanya untuk mengetahui seberapa besar perbuatan kita. Tapi itu semua dilakaukan untuk mengendalikan semua bentuk amalan perbuatan yang hendak kita laukakan dengan penuh pikiran, pertimbangan, dan pertanggung jawaban. Sebab dan terkadang manusia yang tidak pernah bercermin diri bagaikan binatang liar yang terlepas dari jeratan, ia akan berlari dengan sekencang-kencangnya dan melompat dengan sekuat tenaga tanpa menghiraukan kalau itu akan mebahayakannya kembali. Manusia yang demikian akan berbuat sekehendak hatinya, tanpa berpikir dan pertimbangan, yang pada akhirnya ia akan terjatuh ditempat yang sama dan meratapi perbuatannya dengan berulang-lang kali, sungguh malang nasibnya jika setiap tahun ia harus terjatuh dan terjatuh lagi ditempat yang sama.
Ada satu sabda nabi yang mengutarakan tentang perbuatan yang tercela, adalah sebagai berikut :
1. Tidak mengingat ingat dosa yang telah lalu, padahal dosa-dosa itu tersimpan disisi Allah SWT
2. Menyebut nyebut segala kebaikan yang telah diperbuat padahal siapa pun tidak tahu apakah kebaikan kebaikan itu diterima atau ditolak.
3. Memandang orang yang lebih unggul dalam soal duniawi.
4. Memandang orang yang lebih rendah dalam hal agama. Allah SWT berfirman, aku menghendaki dia sedang dia tidak menhendaki diriku, maka dia aku tinggalkan. Sungguh sangat malang dan tiada ungkapan bagi manusia yang ditinggalkan sang kholiq. Akan tetapi Allah SWT , maha bijaksana, sehingga ia tidak menghendaki hamba-hambanya terjerumus dalan kehancuran. Akan tetapi Allah SWT memberikan tuntunan hidup yang berupa agama Islam, yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran yang menuju kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu berbahagialah bagi mereka yang memperoleh nikmat umur yang panjang dan mengisinya dengan amalan-amalan yang baik dan perbuatan-perbuatan yang bijak. Rasulullah SAW bersabda : Artinya : Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannyaĆ¢€? ( HR Ahmad) Adalah suatu tindakan yang bijak, jika manusia berbuat salah kemudian ia sadar dan memperbaiki kesalahannya dengan berbuat amalan yang baik dengan komitmen tidak akan mengulangi kesalahannya itu.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa :
1. Sebagai muslim yamg taat dengan ajaran tuhannya, hendaklah kita menyambut tahun baru hijriah ini dengan berbuat dan memperbaiki amalan-amalan kita ditahun lalu.
2. Dan hendaklah menyambut tahun baru ini dengan tidak seperti non muslim merayakan tahun baru miladiyahnya.
3. Hidup manusia semakin hari semakin berkurang, maka layaknya manusia yang taat pada tuhannya haruslah ia mempergunakan kesempatan hidupnya didunia ini dengan sebaik mungkin. Karna memang ajal manusia rahasia tuhan, dan jarum jam tidak akan pernah berbalik arah sudah sepantasnyamanusia itu memperbaiki dirinya.
Wallahu A'lam

Jumat, 02 November 2007

TUGAS RESENSI BUKU

Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program itu sangat urgen dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.
Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu (1)realisasi atau implementasi suatu kebijakan
(2)terjadi dalam waktu yang relatif lama, karena merupakan kegiatan berkesinambungan (3)terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan yaitu:
(1)menghentikan program, karena dipandangprogram tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
(2)merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan.
(3) melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan segala sesuatunya sudah berjalan dengan harapan.
(4)menyebarluaskan program, karena program tersebut sudah berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.
Untuk dapat menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: - Mampu melaksanakan
- Cermat
- Objektif
- Sabar dan tekun
- Hati-hati dan bertanggung jawab.
Sudah barang tentu dengan memperhatikan syarat-syarat diatas tidak semua orang bisa menjadi evaluator.
Tujuan evaluasi terdiri dari dua macam yaitu:
1. Tujuan khusus, yang diarahkan pada masing-masing komponen
2. Tujuan umum, yang diarahkan pada program keseluruhan
Dan untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita harus memperhatikan unsur-unsur dalam kegiatan pelaksanaannya yang terdiri dari: a. what=apa yang digarap b. who= siapa yang menggarap c. how= bagaimana menggarapnya.
Dengan memperhatikan pada tiga unsur kegiatan tersebut, ada tiga komponen paling sedikit yang dapat dievaluasi: tujuan, pelaksana kegiatan dan prosedur/teknik pelaksanaan.
Didalam evaluasi ada dua kriteria untuk mempermudah penilaian yaitu, kriteria kuantitatif dan kriteria kualitatif.Kemudian dalam kriteria kuantitatif sendiri dibedakan menjadi dua:
1. Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan, maksudnya adalah kriteria ini disusun hanya dengan memperhatikan rentangan bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa, kriteria ini dilakukan dengan membagi rentangan bilangan.
2. Kriteria kuantitatif dengan pertimbangan, maksudnya adalah seorang evaluator membuat pertimbangan tertentu berdasarkan sudut pandangnya. Sebagai contoh: pada peraturan akademik pada setiap jurusan menentukan persentase pencapaian tujuan belajar sebagai berikut:
* Nilai A : rentangan 80-100%
* Nilai B : rentangan 66-79%
* Nilai C : rentangan 56-65%
* Nilai D : rentangan 40-55%
* Nilai E : kurang dari 40%
Melihat pengkategorian nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa rentangan di dalam setiap kategori tidak sama, demikian juga jarak antara kategori tidak sama. Nah disinilah pertimbangan evaluator dalam kegiatan penilaian diperlukan.
Sedangkan kriteria kualitatif adalah kriteria yang dibuat dengan tidak menggunakan angka-angka didalamnya, hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria kualitatif yaitu indikator dan komponen didalamnya.
Dan dari masing-masing kriteria ini tetap ilmiah karena disusun berdasarkan penalaran yang benar.
Didalam evaluasi program pendidikan terdapat ketepatan model evaluasi yang berarti ada ketertautan yang erat antara evaluasi program dengan jenis program yang dievaluasi.Dan jenis program ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Program pemrosesan, maksudnya adalah program yang kegiatan pokoknya mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai hasil proses (output).
b. Program layanan, maksudnya adalah sebuah kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas dengan tujuan program.
c. Program umum, maksudnya adalah sebuah program yang tidak tampak apa yang menjadi ciri utamanya.
Kemudian ada beberapa hal yang dimuat dalam rancangan evaluasi program yaitu:
1. Judul kegiatan
2. Alasan dilaksanakannya Evaluasi
3. Tujuan
4. Pertanyaan evaluasi
5. Metodologi yang digunakan, dan
6. Prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan
Seperti halnya penelitian, evaluasi program memerlukan proposal dan rancangan evaluasi. Perbedaan antara proposal evaluasi program dan rancangan evaluasi program terletak pada tekanan isinya. jika proposal merupakan usulan kegiatan maka, rancangan merupakan peta perjalanan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh evaluator dalam melaksanakan evaluasi.
Dalam perencanaan evaluasi program ada tiga hal yang harus diperhatikan:
1. Analisis kebutuhan, merupakan sebuah proses penting bagi evaluasi program karena melalui kegiatan ini akan dihasilkan gambaran yang jelas tentang kesenjangan antara hal atau kondisi nyata dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan sasarannya adalah siswa, kelas atau sekolah.
2. Menyusun proposal evaluasi program, dengan memperhatikan butir yang rawan adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan, menekankan garis besar bagian isi.
2. Metodologi yang berisi tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode pengumpulan data dan penentuan instrumen pengumpulan data.
3. Penentuan instrumen evaluasi yang menekankan pada alat apa yang diperlukan untuk mengumpulkan data, hal tersebut biasanya harus disesuaikan dengan metode yang sudah ditentukan oleh evaluator.
Secara garis besar evaluasi program dilaksanakan melalui beberapa tahapan:tahap persiapan evaluasi program, tehap pelaksanaan evaluasi program dan tahap monitoring pelaksanaan program.
Analisis data dalam evaluasi program pendidikan dapat dilaksanakan melalui tiga tahap:
1. Tabulasi data, merupakan sebuah pengolahan dan pemrosesan hingga menjadi tabel dengan tujuan agar mudah saat melakukan analisis. Tabulasi ini berisikan variabel-variabel objek yang akan diteliti dan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari kategori berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti.
2. Pengolahan data, kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan setelah data terkumpul dan ditabulasi.Dari pengolahan data ini dapat diperoleh keterangan/informasi yang bermakna atas sekumpulan angka, simbol, atau tanda-tanda yang didapatkan dari lapangan.
3. Pengolahan data dengan komputer, merupakan kemudahan bagi peneliti bila objek yang diteliti memiliki variabel banyak dan sangat kompleks, hanya dengan memasukkan coding sheet langsung memprosesnya maka hasilnya akan diperoleh cepat.
Kemudian saat menyusun laporan evaluasi biasanya harus memuat empat hal pokok:
1. Permasalahan
2. Metodologo evaluasi
3. Hasil evaluasi, dan
4. Kesimpulan hasil evaluasi
Dan biasanya dalam menyusun laporan evaluasi memuat tujuh hal pokok diantaranya: ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka, metodologi evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi serta daftar pustaka.
Dalam penulisan laporan mempunyai empat tujuan yaitu,
1. Untuk memberikan keterangan
2. Memulai suatu tindakan
3. Mengoordinasi proyek
4. Menyarankan suatu langkah tindakan, dan merekam kegiatan.
Yang termasuk laporan untuk merekam kegiatan adalah laporan kemajuan (dapat dibuat sesuai kebutuhan ada yang setiap bulan, triwulan atau persemester )dan laporan akhir (merangkum segala segi pekerjaan setelah semuanya selesai).

Cat: Resensi buku "EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN" Pengarang Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar Penerbit Bumi Aksara

Tugas Mata Kuliah Evaluasi Program Pendidikan

Syarat-syarat dan Macam-Macam Evaluator

Untuk dapat menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mampu melaksanakan, artinya bahwa evaluator harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
2. Cermat, artinya bahwa seorang evaluator harus dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.
3. Objektif, artinya bahwa tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4. Sabar dan tekun, artinya bahwa tidak gegabah dan tergesa-gesa dalam melaksanakan tugas yang dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk penyusunan proposal, instrumen, pengumpulan data dan penyusunan laporan.
5. Hati-hati dan bertanggung jawab, artinya bahwa dalam melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila terdapat kekeliruan yang diperbuat harus berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.
Berdasarkan persyaratan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua orang dapat menjadi evaluator.

Evaluator dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu: 1. Internal evaluator (evaluator dalam) 2. Eksternal evaluator (evaluator luar).
1. Internal evaluator adalah petugas evaluasi program sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi.
2. Eksternal Evaluator adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. maka tim evaluator luar ini biasa disebut independent team.
Jadi titik perbedaan dari keduanya adalah terletak pada tanggung jawab tugas yang di berikan. Kalau evaluator dalam harus bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan program yang di evaluasi, sedangkan evaluator luar adalah pihak asing yang tidak tahu-menahu dan tidak berkepentingan dengan program, maka tim evaluator ini perlu mempelajari program yang akan di evaluasi.

Selasa, 02 Oktober 2007

Tugas Ke-4 Evaluasi Program Pendidikan

Validitas merupakan kesahihan yang digunakan sebgai instrumen atau alat ukur. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel atau konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah validitas menjadi tidak sederhana. Begitu juga hal yang menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Mengingat pentingnya masalah validitas, maka tidak mengherankan para pakar telah banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas serta membagi validitas kedalam beberapa jenis diantaranya:
1. Face Validity (Validitas Rupa)
Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur atau instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur. Validitas ini mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen dan validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemapuan individu seperti: pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat, dan keterampilan.
2. Content Validity (Validitas Isi)
Adalah validitas yang berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep)yang harus diukur. Ini bararti bahwa validitas isi juga merupakan suatu alat ukur yang mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya: tes bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi tersebut. Menurut Kenneth Hopkin " Penentuan validitas isi berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis. Lebih lanjut ia pula menyatakan bahwa sebuah instrumen yang mempunyai validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa.
3. Criterion Validity (Validitas Kriteria)
Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkan antara instrumen dan pengukur lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya. bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Didalam validitas kriteria terdapat dua bentuk: 1- Concurrent Validity (Validitas Konkuren) adalah kemampuan instrumen pengukuran dalam mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstru yang sama. 2- Predictive Validity ( Validitas Ramalan) adalah kemmpuan suatu instrumen pengukuran memprediksi secara tepatdengan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Selasa, 25 September 2007

Tugas ke-3 Evaluasi Program Pendidikan

Nama Madrasah : Mts Annajah Kelas : VII Nama Madrasah : Mts. Annajah Kelas : VII
Alamat : Kertasari Pebayuran, Bekasi 17710 Semester : 1 (satu) Alamat : Kertasari Pebayuran Bekasi 17710 Semester ke : 1 (satu)
Nama Siswa : Shafira Rezkita Maharani Tahun Pelajaran : 2006/2007 Nama Siswa : Shafira Rezkita Maharani Tahun Pelajaran : 2006/2007
Nomor Induk : Nomor Induk : ……………………………………


PERILAKU
..............................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..


Kegiatan
Ekstrakurikuler No. Jenis Kegiatan Nilai Keterangan
1. Pramuka B
2. ……………………………….
3. ………………………………
KEGIATAN BELAJAR PEMBIASAAN
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..


A Mata Pelajaran Aspek Penilaian Nilai Catatan Guru
Angka Huruf
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an dan Hadits Penguasaan Ilmu/Pengetahuan 80 Delapan Puluh Kompetensi
tercapai
Penerapan/Pengamalan 70 Tujuh puluh
b. Akidah dan Akhlak Penguasaan Ilmu/Pengetahuan 60 Enam puluh Kompetensi
Tercapai
Penerapan Ilmu/Pengetahuan 75 Tujuh puluh lima
c. Fiqih Penguasaan Ilmu/Pengetahuan 60 Enam nol Kompetensi
Tercapai
Penerapan/Pengamalan 60 Enam nol
d. S K I (Sejarah Kebudayaan Islam) Penguasaan Konsep dan nilai-nilai 62 Enam dua
Kinerja Ilmiah
2. Bahasa dan Sastra Indonesia Mendengarkan 50 Lima nol Kompetensi
Tidak tercapai
Berbicara 50 Lima nol
Membaca 50 Lima nol
Menulis 50 Lima nol
Apresiasi Sastra
3. Bahasa Arab Mendengarkan 60 Enam nol Kompetensi
Tercapai kecuali
Menulis dan membaca
Berbicara 53 Lima tiga
Membaca 51 Lima satu
Menulis 60 Enam nol
4. Bahasa Inggris Mendengarkan 60 Enam nol Kompetensi tercapai
Berbicara 60 Enam nol
Membaca 60 Enam nol
Menulis 60 Enam nol
5. Matematika Pemahaman dan Konsep Kompetensi tidak tercapai
Penalaran dan komunikasi
Pemecahan Masalah
6. Ilmu Pengetahuan Alam Pemahaman dan Penerapan konsep Kompetensi tercapai
Kinerja Ilmiah
7. Ilmu Pengetahuan Sosial Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai Kompetensi tidak tercapai
Penerapan
8. Pendidikan Kewarganegaraan Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai Kompetensi tidak tercapai
Penerapan
9. Seni Budaya Apresiasi Kompetensi tercapai
Kreasi
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Permaninan dan Olahraga Kompetensi tercapai
Aktifitas Pengembangan
Uji diri / Senam
Aktifitas Ritmik
Pilihan…………………………..
11. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi Etika Pemanfaatan Kompetensi tercapai
Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi
Penugasan Proyek
B. Muatan Lokal
a. BTQ Kompetensi tercapai kecuali penerapan
Penguasaan Ilmu
penerapan
Jumlah Nilai
Rata- rata
Peringkat kelas ke :



Nomor Alas an Hari
1. Sakit
2. Izin
3. Tanpa Keterangan































KETIDAKHADIRAN / ABSENSI








Mengetahui Diberikan di : Bekasi Timur – Jawa Barat
Orang Tua / Wali Tanggal : 25 Sepetember 2006






( ……………………………. ) ( H . HERY WIBOWO . MNI )

Minggu, 23 September 2007

Tugas kedua Ev. Program Pendidikan

Konsep Dasar Penilaian Menurut Islam

Penilaian dalam dunia pendidikan adalah sebuah umpan balik dari proses belajar siswa secara sistematis di kelas, sehingga si pendidik mengetahui hasil dari proses belajar siswa baik yang bernilai tinggi maupun rendah. penilaian berbasis kelas dapat berupa pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan.
Penilaian hasil belajar secara sistematis dan berkelanjutan bertujuan untuk:
a. Menilai hasil belajar siswa di sekolah
b. Mempertanggung jawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat,dan
c. Agar dapat mengetahui mutu pendidikan di sekolah
Dalam melaksanakan penilaian dikelas guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang diatur dalam ajaran islam maupun dalam konsep pendidikan sebagai berikut:
1. Valid, penilaian harus mengukur pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Educatif, penilaian dilakukan untuk memotivasi siswa dalam pencapaian kompetensi.
3. Obyektif/Jujur, penilaian dilakukan untuk mengukur potensi siswa yang sesungguhnya tanpa ada suatu hal yang mengintervensi penilaian tersebut.
4. Transparan, proses penilaian harus terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan.
5. Adil, proses penilaian harus dilakukan secara adil sesuai dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing siswa. Dalam surat Al-Maidah Ayat 8 di jelaskan bahwa " Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena, Allah menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
6. Berkesinambungan, yaitu penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus.
7. Menyeluruh, Penilaian dilakukan dengan berbagai cara (tehnik dan prosedur) yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
8. Bermakna, penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat dan dapat ditidaklanjuti oleh semua pihak.
Demikianlah konsep penilaian menurut islam dan konsep pendidikan yang sebenarnya.